
Dalam maya lelapku
matahariku tak henti bersinar
itulah kau…
terbujuklah aku berdansa dalam hangat firdaus sesaat
bangunkan aku dalam rasa bahagia
tanpa harus merasa luka
mengertilah…
aku merasakan sakit itu dalam senyumku
dan aku merasakan bahagia itu dalam tangisku
di dalam rapuhku semakin kurasakan kehampaan wujudmu
terendap bersama inginku
layaknya tetes hujan di awal malam
sebanyak itulah peranmu dalam imaji
hingga membanjiri, meluap dan bermuara di pangkal resah
Tuna mataku tak nanap lagi mengintaimu matahariku
Tapi aku berani bersaksi diujung tangkaiku yang terkulai
Patahku tak kan pernah berawal
Karena cinta yang menuntunku.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar